[Review Film] Danur

April 15, 2017


 Sutradara: Awi Suryadi
Produksi: Pichouse Film
Pemeran: Prilly Latucosina, Sandrinna Michelle, Shareefa Daanish, 
Indra Brotolaras, dan Kinaryosih.

Akhirnya, ada kesempatan buat bikin review film. I really want to make this since idk when, tapi selalu aja ada penghalang: mulai dari gak sempet sampai lupa jalan cerita film-nya. Tapi yah, setelah mencoba beberapa kali, akhirnya ada kesempatan yang pas juga.

Anyways, hari ini aku akan review salah satu film yang sedang naik daun di Indonesia: Danur. Danur adalah film horror Indonesia yang diangkat dari sebuah novel yang kebetulan juga udah masuk ke dalam koleksi bukuku. Novel tersebut berjudul Gerbang Dialog Danur karya Risa Saraswati, yang mana novel itu ditulis berdasarkan pengalamannya sendiri. Yeah, based on true story.

Kemarin aku dan squad (eaak) plus adek jalan bareng ke Blok M Square. Di sana kita nonton film Danur ini. Sebenarnya udah ngerencanain dari lama, tapi baru sempet sekarang. Btw, kita jalan-jalan dan nonton dengan tujuan 'mencarikan' pajak ultah-ku yang seharusnya udah cair dua bulan lalu.

Jadwal nonton kita sempet agak molor karena datengnya terlambat. Antrean di XXI Blok M juga panjang banget. Seharusnya kita nonton jam 3-an, tapi karena terlambat, kita jadi nontonnya jam 17.45 WIB. Hampir Magrib yang, jujur aja, sempet bikin panik karena takut pulang kemaleman.

But that's story for another time, sekarang kita langsung mulai saja me-review. Oh ya, ngomong-ngomong, aku bukan tipe orang yang suka spoiler. Jadi of course aku gak akan ngasih spoiler ending-nya kayak apa. Silahkan nonton sendiri, masih tayang di bioskop-bioskop Indonesia kok.

Cerita bermula dari scene Risa kecil (Asha Kenyeri Bermudez) dan Ibunya (Kinaryosih) yang sedang sarapan. Si Ibu bilang kalau ia akan pulang cepat hari ini untuk merayakan ulang tahun Risa yang kedelapan. Nyatanya si Ibu juga terpaksa pulang terlambat hari itu, hal ini menyebabkan Risa kecil harus merayakan ulang tahunnya sendiri.

Risa merayakan ulang tahunnya dengan sebuah kue (tart? I guess), ia juga menyalakan dan meniup lilinnya sendiri. Dengan polosnya, Risa memohon untuk mendapatkan teman agar ia tak sendiri lagi. Dan permohonan Risa ternyata dikabulkan. Ia mendapatkan tiga orang teman, Janshen (Kevin Bzezvoki Taroreh), William (Wesley Andrew), dan Peter (Gamaharitz). Sialnya, teman-teman Risa ini ternyata bukan manusia. You know what I mean...

Kebiasaan Risa bermain sendiri, tertawa sendiri, dan bicara sendiri membuat salah satu asisten rumah tangga di Rumah Risa, Mang Ujang (Fuad Idris), curiga. Mang Ujang lalu memberitahu Ibu Risa tentang hal tersebut dan mereka memutuskan untuk memanggil seorang 'orang pintar' yang aku lupa namanya.

Pada akhirnya, Risa berkata bahwa ia ingin terus bersama teman-temannya itu. Teman-teman Risa pun sempat menuntunnya untuk bunuh diri dengan cara melompat dari balkon kamarnya. Beruntung ia diselamatkan oleh Ibunya dan si orang pintar. Kejadian tersebut membuat Risa dan Ibunya pindah dari rumah mereka.

Sembilan tahun berlalu, Risa yang sudah dewasa (Prilly Latucosina) kembali ke rumah lamanya bersama dengan Ibu dan adiknya, Riri (Sandrinna Michelle Skornicki) guna merawat neneknya yang sedang sakit. Di sana, Riri dibiarkan bermain sepeda sendirian di luar rumah hingga ia bersepeda sampai di sebuah pohon besar di dekat rumah mereka. Di sana Riri menemukan sebuah sisir yang ia bawa dan ia gunakan untuk menyisir rambut bonekanya.

Malam harinya, seorang suster baru datang untuk membantu merawat nenek Risa. Suster baru itu bernama Asih (Shareefa Daanish) atau yang akrab dipanggil Mba Asih. Sejak kedatangan Mba Asih, kejadian aneh mulai bermunculan. Mulai dari nenek Risa yang ketakutan setiap kali melihat Mba Asih, sepupu Risa yang bahkan tak mampu melihat suster baru tersebut, hingga puncaknya ketika Riri hilang bersama Mba Asih.

Risa berusaha untuk mencari Riri. Ia juga sempat memanggil tiga teman lamanya yang membantunya mencari Riri. Adegan ketika Risa dibawa ke dunia arwah, dituntun oleh tiga temannya untuk mencari Riri sangat mengingatkanku pada adegan di Insidous. Meski adegan tersebut gak persis mirip.

Yang terjadi berikutnya adalah adegan-adegan Risa berusaha membawa Riri keluar dari dunia arwah. Soal ia berhasil atau tidak, silahkan nonton sendiri film-nya :)

Jujur saja ya, sebenarnya aku gak berekspektasi besar sama film ini. Novelnya bagus, aku sangat suka. Tapi menonton film horror Indonesia seharusnya sudah tahu sendiri bagaimana jadinya. Banyak film horror Indonesia yang, maaf, kurang layak untuk ditayangkan. Aku sebagai calon penulis horror (eaak) jujur aja merasa agak kecewa.

Tapi aku gak bisa mengatakan Danur gak layak tonton. Mungkin ini salah satu film horror Indonesia yang paling bagus. Visualnya cukup memuaskan, jumpscare-nya juga cukup berhasil (salah satu temanku sampai sempat teriak karena jumpscare-nya). Meski aku harus jujur bahwa ekspresi wajah Mba Asih kadang membuatku ingin tertawa juga.

Aku merasa cukup puas. Meski film-nya gak sebagus film horror mancanegara, tapi perilisan film ini telah menunjukkan bahwa industri film Indonesia sudah mulai berkembang. Tentu saja aku lebih merekomendasikan membaca bukunya, gaya penulisan Risa cukup bagus di sana. Sangat disayangkan karena di cut sana-sini. Tapi lebih dari itu, film Danur tentang film yang wajib ditonton bagi yang menginginkan perkembangan film horror Indonesia. I enjoy it a lot :)

Ah, anyways, buat kalian yang gak tau Danur adalah sebutan untuk carian berbau busuk yang keluar dari mayat. Dan ketika aku nonton kemarin, sempat terjadi kejadian mengejutkan. Ketika film hendak mulai, layar berubah gelap tanpa gambar sama sekali. Sementara orang-orang mulai bertanya-tanya kebingungan, layar tiba-tiba mengulang beberapa iklan di awal sebelum film memulai.

Hmm... entah kejadian itu disengaja atau tidak, tapi sepertinya aku mendengar sosok misterius tertawa di pojok teater yang gelap.

You Might Also Like

4 comment[s]

  1. Yeay! finally dis gurl post something interesting! (berarti biasanya nggak dong? nggak lah interesting kok)
    yah jadi aku sebenernya pengen nonton ini. Namun ketika baca-baca review, kebanyakan dari mereka cuma ngasih bintang satu. Lebih jatuh ratenya dimata para reviewers ketimbang Pertaruhan-nya Adipati Dolken. Dan itu brarti kamu baik banget masih mau ngunggulin.
    Maybe yah emang untuk ukuran horror fear-of-the-unknown indo udah bagus sih. Tapi coba deh nonton midnight show, beuh itu horror-gore indonesia yang yahh cukup diatas danur lah :v. ya dia cuma beda konteks aja gitu.

    Oh ya, sekedar saran nih is.Review kamu itu nggak mengandung spoiler ya? :v sumpah itu terlalu banyak spoilernya is. Jangan banyak-banyak. Kita para reviewer attrack reader to watch, not to eat sopiler. Jadi lain kali dikit aja, atau barangkali tersirat gitu spoilernya. And the important point, 'gambar'. Bosen lah ya baca gak ada illustratrasinya. Jadi lain kali dikasih gambar. Gampangnya ngambil dari screenshoot trailer lah.

    Nice work, btw. Keep writing!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku udah baca Mignight Show, keren sih, wkwkwk... Kalo soal spoiler di review ini adalah karena udah lama gak nulis review. Pas nulis review juga agak bingung 'ini aku udah ngasih bocoran yang cukup gk y? Atau berlebihan?' gt, wkwkwk...

      Kalau gambar beda lagi. Aku suka males ngasih gambar soalnya kadang html-nya suka error. Nah, kalau itu aku udah bingung plus males banget. Kadang juga gk nemuin gambar yg tepat :(

      Thx for reading, btw. Makasih banyak sarannya ya, kak ^^

      Hapus
  2. Hmm... entah kejadian itu disengaja atau tidak, tapi sepertinya aku mendengar sosok misterius tertawa di pojok teater yang gelap. Waduh, itu siapa ya?

    BalasHapus
  3. Yang DANUR 1 mah hantunya masih ga ada serem-seremnya sih ka menurut aku. Cuma aja musiknya yang bikin copot jantung:v

    BalasHapus